Sabtu, 25 Juli 2020

Smile

 Kita tidak bisa memaksa semua orang menyukai kita. Dan kita juga tidak bisa memaksa diri kita untuk menyukai semua orang. Dua poin itu sangat penting. Ada orang yang menyukai ataupun tidak menyukai kita, itu adalah wajar. Bagi orang yang menyukai kita, hal kecil yang kita lakukan itu sangat berarti bagi mereka. Sedangkan hal besar yang kita lakukan, menurut orang yang tidak menyukai kita tidak ada artinya. Justru hal itu dapat membuat presentase ketidaksukaan mereka terhadap kita semakin meningkat. Kenapa? Karena dimata mereka kita selalu salah. Lalu, apa yang harus kita lakukan? Ikhlaskan. Jangan memaksa diri kamu untuk terlihat baik dimata mereka. Jadilah dirimu sendiri. Dirimu yang apa adanya. Ingatlah kamu masih memiliki mereka yang menyukai mu tanpa syarat. Ingatlah mereka yang tersentum tulus kepadamu.

Selasa, 04 September 2018

Pendidikan Karakter


Judul buku           : Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter
Penulis                 : Saptono, M.Pd
Penerbit               : Erlangga
Tahun Terbit       : 2011
Tebal                    : 216 halaman

Sinapsis
Saptono, M.Pd bekerja sebagai seorang praktisi pendidikan yang sudah sejak lama menggeluti dunia kepenulisan. Salah satu karyanya berasal dari pengalamannya yang menarik tentang pendidikan karakter. Ditengah mengemukanya wacana pendidikan karakter di lingkungan sekolah dan semakin banyaknya referensi yang berisi konsep serta teorinya, buku ini adalah jawaban dari cara bagaimana penerapan pendidikan karater di lingkungan sekolah. Menjelaskan tentang langakah-langkah efektif untuk membangun karakter yang lemah di kalangan pelajar. Seorang sejarawan Arnold Toynbee berkesimpulan bahwa kehancuran sebuah peradaban disebabkan bukan oleh penaklukan dari luar, melainkan karena pembusukan moral dari dalam. Hal ini berkaitan dengan karakter, karena karakter menentukan perjalanan sebuah bangsa. Karakter manusia yang kuat akan membuat sebuah bangsa maju dan berkembang pesat. Sedangkan karakter yang lemah akan membawa kehancuran bangsa itu sendiri.
 Karakter suatu bangsa lebih tinggi nilainya daripada intelektualitas, dengan adanya karakter maka bangsa itu akan mampu bertahan, berjuang dan mengatasi segala tekanan dari luar. Karakter sudah ada sejak kita lahir sebagai anugrah dari Tuhan dan ada yang terbentuk karena proses seseorang dalam mengatasi suatu hal. Karakter dapat diubah dan dikembangkan mutunya, tapi bisa pula ditelantarkan sehingga tidak ada peningkatan mutu atau bakan menurun. Buku ini membedah aspek-aspek pendidikan karakter yang selama ini hanya menjadi wacana. Buku ini membantu Anda untuk menemukan solusi mengatasi ‘karakter lemah’ bangsa ini dan juga menjelaskan konsep pendidikan karakter yang dapat dilakukan di lembaga pendidikan.
Adapun kelebihan dari buku ini adalah sebagimana dikemukakan di atas, yaitu menjelaskan langkah efektif dan strategi untuk mengembangkan pendidikan karakter di lembaga pendidikan. Buku ini dapat dibaca oleh semua kalangan dan tidak sulit untuk dipahami karena penulis menggunakan bahasa yang sederhana, jelas dan terarah pada setiap pembahasaannya. Mengenai kelemahan dari buku ini adalah penjelasan terkait teori tentang pendidikan karakter masih kurang. Selain itu dalam buku ini tidak semua contoh dapat diterapakn di lingkungan sekolah, karena ada beberapa sekolah yang tidak dapat menerapakan strategi dari contoh yang berada di buku. Meskipun demikian, buku ini sangat layak untuk beredar di seluruh Indonesia, cocok bagi guru dan praktisi pendidikan yang memiliki tugas dalam membangun karakter pelajar untuk membaca buku ini sebagai referansi tambahan.



Sabtu, 01 September 2018

Membangun Karakter Diri





                Di era saat ini karakter sangat menentukan keberhasilan suatu negara. Memiliki karakter yang kuat dan tangguh menjadikan sebuah negara semakin berkembang pesat dan maju. Contohnya negara Cina, Brazil, Rusia dll. Mereka senantiasa berupaya menyempurnakan diri, meskipun menghadapi tekanan dari luar dan godaan dari dalam. Sebaliknya negara yang karakternya lemah semakin terpuruk dengan keadaan dunia saat ini, misalnya Yunani kontemporer serta sejumlah negara di Afrika dan Asia. Karena, karakter membuat orang bertahan, berjuang dan mampu mengatasi segala keadaan yang kian rumit.
Pada saat ini pemerinta Indonesia lebih mengutamakan hal-hal fisik, seperti pembangunan gedung bertingkat, jalan, tol, pusat-pusat perbelanjaan, pemukiman mahal  di seluruh penjuru negri. Akaibatnya kita bisa rasakan sendiri. Bagaimana keadaan moral bangsa ini ? Dimana kerusakan moral sudah pada tahap sangat memprihatinkan yang terjadi hampir di semua lini, baik di birokrasi pemerintahan, aparat penegak hukum, masyarakat umum, bahakan anak-anak remaja. Jika ini di biarkan terus menerus, perlahan tapi pasti negara ini akan hancur. Karena itu, saatnya kita berupaya membangun karakter yang kuat pada generasi sekarang dengan sungguh-sungguh.
  Pendidikan harus kita fungsikan sebagaimana mestinya, sebagai sarana terbaik untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter. Ada beberapa alasan mengapa sekolah menjadi tempat terbaik bagi pendidikan karakter. Salah satunya membentuk anak didik agar berkarakter tangguh bukan sekedar tugas tambahan guru, melainkan tanggungjawab yang melekat pada perannya sebagai seorang guru. Pendidikan karakter merupakan upaya untuk mengembangkan karakter yang baik berlandaskan norma dan nilai yang berlaku. Di dunia pendidikan cenderung memahami karakter secara realistis, utuh dan optimis. Sehingga proses belajar terarah dan dapat membentuk diri sedemikian rupa untuk memiliki karakter yang kuat dan tangguh. Di harapkan dengan adanya pendidikan karakter ini akan melahirkan generasi hebat untuk kejayaan bangsa ini di masa depan. Generasi berkarakter kuat untuk membangun Indonesia menjadi negara yang di akui dunia. 

Buku :
Saptono. 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter (hlm.15-25). Jakarta : Erlangga    

Kamis, 30 Agustus 2018

Just Do It

Just Do It


                Melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi merupakan cita-cita banyak orang. Seseorang yang berpendidikan tinggi tentunya tidak di pandang sebelah mata oleh masyarakat. Apalagi di Indonesia, banyak perguruan tinggi yang sudah di akui kwalitas pendidikannya baik di tingkat nasioanal, regional, bahkan internasional. Berbagai macam jurusan tersedia di setiap perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Menjadi seorang sarjana artinya harus siap berkonstribusi untuk membangun dan menyejahterakan kehidupan masyarakat Indonesia. Namun, tidak semua orang memiliki kesempatan untuk mewujudkan impian itu. Banyak hal yang menjadi penghambat diantaranya, ketika keadaan ekonomi yang menjadi penghalang, ketika jarak yang menyulitkan, ketika kesempatan tak kunjung datang, dan ketika hati di penuhi keraguan. Pasrah, itulah pilihan sebagian orang yang tak berani berjuang. Mereka memilih bekerja menjadi buruh di perusahaan bahkan menikah di usiannya yang masih muda.
            Sedangkan mereka yang berani, berjuang mati-matian untuk mendapat kesempatan di bangku perkuliahan. Berbagai cara dan jalan mereka tempuh. Jalan itu tidak selalu mulus, banyak halarintang yang menghadang. Gagal adalah salah satunya. Sedih, kecewa, marah itu yang dirasakan. Walaupun gagal berkali-kali, tetap saja mereka terus mencoba. Pada akhirnya kesempatan itu tiba. Itulah mereka yang memiliki niat dan tekad yang kuat dalam setiap langkahnya. Lalu apakah setelah kita berhasil masuk ke perguruan tinggi dengan mengalahkan ratusan bahkan ribuan peserta lainnya perjuangan kita sudah selesai ? Tentunya belum, justru ini adalah awal dari proses perjuangan kita yang sesungguhnya. Ada tanggung jawab selama 4 tahun untuk menyelesaikan studi kita di perguruan tinggi agar mendapatkan gelar sarjana. Berbagai macam tuntutan dan tugas kita sebagai seoarang mahasiswa harus kita lakasanakn dengan baik. Tidak hanya meningkatkan kemampuan akademik saja tetapi, seorang mahasiswa juga harus mengembangkan potensi dirinya dengan mengikuti organisasi. Beroraganisasi melatih kita menjadi pribadi yang lebih baik serta menumbuhkan jiwa kepemimpinan kita. Sayangnya, kita sulit membagi waktu antara kuliah dan berorganisasi.
            Terkadang itu semua membuat kita lelah bahkan ingin berhenti dan menyerah. Ingatlah bahwa tujuan kita kuliah bukan untuk mengeluh. Ingatlah bagaimana kita sudah berjuang samapai titik ini? Lihatlah wajah penuh harap keluarga kita, terutama bapak dan ibu kita! Dengarlah jeritan serta tangisan orang-orang yang masih gagal di luar sana! Bersyukurlah kita diberikan kesempatan merasakan ini semua. Yakinlah suatu hari nanti ada hasil yang kita peroleh dari perjuangan kita. Hari dimana air mata bukan lagi tanda kesedihan, tetapi sebagai tanda kebahagiaan. Tetaplah semangat dan jadilah mahasiswa yang tangguh agar tak mudah runtuh.