Kita tidak bisa memaksa
semua orang menyukai kita. Dan kita juga tidak bisa memaksa diri kita untuk
menyukai semua orang. Dua poin itu sangat penting. Ada orang yang menyukai
ataupun tidak menyukai kita, itu adalah wajar. Bagi orang yang menyukai kita,
hal kecil yang kita lakukan itu sangat berarti bagi mereka. Sedangkan hal besar
yang kita lakukan, menurut orang yang tidak menyukai kita tidak ada artinya.
Justru hal itu dapat membuat presentase ketidaksukaan mereka terhadap kita
semakin meningkat. Kenapa? Karena dimata mereka kita selalu salah. Lalu, apa
yang harus kita lakukan? Ikhlaskan. Jangan memaksa diri kamu untuk terlihat
baik dimata mereka. Jadilah dirimu sendiri. Dirimu yang apa adanya. Ingatlah
kamu masih memiliki mereka yang menyukai mu tanpa syarat. Ingatlah mereka yang
tersentum tulus kepadamu.
catatan ku
Sabtu, 25 Juli 2020
Selasa, 04 September 2018
Pendidikan Karakter
Judul buku :
Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter
Penulis : Saptono, M.Pd
Penerbit : Erlangga
Tahun
Terbit : 2011
Tebal : 216 halaman
Sinapsis
Saptono, M.Pd bekerja sebagai seorang praktisi pendidikan
yang sudah sejak lama menggeluti dunia kepenulisan. Salah satu karyanya berasal
dari pengalamannya yang menarik tentang pendidikan karakter. Ditengah mengemukanya
wacana pendidikan karakter di lingkungan sekolah dan semakin banyaknya referensi
yang berisi konsep serta teorinya, buku ini adalah jawaban dari cara bagaimana
penerapan pendidikan karater di lingkungan sekolah. Menjelaskan tentang
langakah-langkah efektif untuk membangun karakter yang lemah di kalangan
pelajar. Seorang sejarawan Arnold Toynbee berkesimpulan bahwa kehancuran sebuah
peradaban disebabkan bukan oleh penaklukan dari luar, melainkan karena
pembusukan moral dari dalam. Hal ini berkaitan dengan karakter, karena karakter
menentukan perjalanan sebuah bangsa. Karakter manusia yang kuat akan membuat
sebuah bangsa maju dan berkembang pesat. Sedangkan karakter yang lemah akan
membawa kehancuran bangsa itu sendiri.
Karakter suatu
bangsa lebih tinggi nilainya daripada intelektualitas, dengan adanya karakter
maka bangsa itu akan mampu bertahan, berjuang dan mengatasi segala tekanan dari
luar. Karakter sudah ada sejak kita lahir sebagai anugrah dari Tuhan dan ada
yang terbentuk karena proses seseorang dalam mengatasi suatu hal. Karakter dapat
diubah dan dikembangkan mutunya, tapi bisa pula ditelantarkan sehingga tidak
ada peningkatan mutu atau bakan menurun. Buku ini membedah aspek-aspek
pendidikan karakter yang selama ini hanya menjadi wacana. Buku ini membantu
Anda untuk menemukan solusi mengatasi ‘karakter lemah’ bangsa ini dan juga
menjelaskan konsep pendidikan karakter yang dapat dilakukan di lembaga
pendidikan.
Adapun kelebihan dari buku ini adalah sebagimana
dikemukakan di atas, yaitu menjelaskan langkah efektif dan strategi untuk
mengembangkan pendidikan karakter di lembaga pendidikan. Buku ini dapat dibaca
oleh semua kalangan dan tidak sulit untuk dipahami karena penulis menggunakan
bahasa yang sederhana, jelas dan terarah pada setiap pembahasaannya. Mengenai
kelemahan dari buku ini adalah penjelasan terkait teori tentang pendidikan
karakter masih kurang. Selain itu dalam buku ini tidak semua contoh dapat
diterapakn di lingkungan sekolah, karena ada beberapa sekolah yang tidak dapat
menerapakan strategi dari contoh yang berada di buku. Meskipun demikian, buku
ini sangat layak untuk beredar di seluruh Indonesia, cocok bagi guru dan
praktisi pendidikan yang memiliki tugas dalam membangun karakter pelajar untuk
membaca buku ini sebagai referansi tambahan.
Sabtu, 01 September 2018
Membangun Karakter Diri
Di era saat ini karakter sangat menentukan keberhasilan suatu negara.
Memiliki karakter yang kuat dan tangguh menjadikan sebuah negara semakin berkembang
pesat dan maju. Contohnya negara Cina, Brazil, Rusia dll. Mereka senantiasa
berupaya menyempurnakan diri, meskipun menghadapi tekanan dari luar dan godaan
dari dalam. Sebaliknya negara yang karakternya lemah semakin terpuruk dengan
keadaan dunia saat ini, misalnya Yunani kontemporer serta sejumlah negara di
Afrika dan Asia. Karena, karakter membuat orang bertahan, berjuang dan mampu
mengatasi segala keadaan yang kian rumit.
Pada saat ini pemerinta
Indonesia lebih mengutamakan hal-hal fisik, seperti pembangunan gedung
bertingkat, jalan, tol, pusat-pusat perbelanjaan, pemukiman mahal di seluruh penjuru negri. Akaibatnya kita bisa
rasakan sendiri. Bagaimana keadaan moral bangsa ini ? Dimana kerusakan moral
sudah pada tahap sangat memprihatinkan yang terjadi hampir di semua lini, baik
di birokrasi pemerintahan, aparat penegak hukum, masyarakat umum, bahakan
anak-anak remaja. Jika ini di biarkan terus menerus, perlahan tapi pasti negara
ini akan hancur. Karena itu, saatnya kita berupaya membangun karakter yang kuat
pada generasi sekarang dengan sungguh-sungguh.
Pendidikan
harus kita fungsikan sebagaimana mestinya, sebagai sarana terbaik untuk
menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter. Ada beberapa alasan mengapa sekolah
menjadi tempat terbaik bagi pendidikan karakter. Salah satunya membentuk anak
didik agar berkarakter tangguh bukan sekedar tugas tambahan guru, melainkan
tanggungjawab yang melekat pada perannya sebagai seorang guru. Pendidikan
karakter merupakan upaya untuk mengembangkan karakter yang baik berlandaskan
norma dan nilai yang berlaku. Di dunia pendidikan cenderung memahami karakter
secara realistis, utuh dan optimis. Sehingga proses belajar terarah dan dapat
membentuk diri sedemikian rupa untuk memiliki karakter yang kuat dan tangguh.
Di harapkan dengan adanya pendidikan karakter ini akan melahirkan generasi
hebat untuk kejayaan bangsa ini di masa depan. Generasi berkarakter kuat untuk membangun Indonesia menjadi negara yang di akui dunia.
Buku :
Saptono. 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter
(hlm.15-25). Jakarta : Erlangga
Kamis, 30 Agustus 2018
Just Do It
Just Do It
Melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi merupakan cita-cita banyak orang.
Seseorang yang berpendidikan tinggi tentunya tidak di pandang sebelah mata oleh
masyarakat. Apalagi di Indonesia, banyak perguruan tinggi yang sudah di akui
kwalitas pendidikannya baik di tingkat nasioanal, regional, bahkan
internasional. Berbagai macam jurusan tersedia di setiap perguruan tinggi, baik
negeri maupun swasta. Menjadi seorang sarjana artinya harus siap berkonstribusi
untuk membangun dan menyejahterakan kehidupan masyarakat Indonesia. Namun,
tidak semua orang memiliki kesempatan untuk mewujudkan impian itu. Banyak hal
yang menjadi penghambat diantaranya, ketika keadaan ekonomi yang menjadi
penghalang, ketika jarak yang menyulitkan, ketika kesempatan tak kunjung
datang, dan ketika hati di penuhi keraguan. Pasrah, itulah pilihan sebagian
orang yang tak berani berjuang. Mereka memilih bekerja menjadi buruh di
perusahaan bahkan menikah di usiannya yang masih muda.
Sedangkan mereka yang berani,
berjuang mati-matian untuk mendapat kesempatan di bangku perkuliahan. Berbagai cara
dan jalan mereka tempuh. Jalan itu tidak selalu mulus, banyak halarintang yang
menghadang. Gagal adalah salah satunya. Sedih, kecewa, marah itu yang
dirasakan. Walaupun gagal berkali-kali, tetap saja mereka terus mencoba. Pada akhirnya
kesempatan itu tiba. Itulah mereka yang memiliki niat dan tekad yang kuat dalam
setiap langkahnya. Lalu apakah setelah kita berhasil masuk ke perguruan tinggi
dengan mengalahkan ratusan bahkan ribuan peserta lainnya perjuangan kita sudah
selesai ? Tentunya belum, justru ini adalah awal dari proses perjuangan kita
yang sesungguhnya. Ada tanggung jawab selama 4 tahun untuk menyelesaikan studi
kita di perguruan tinggi agar mendapatkan gelar sarjana. Berbagai macam
tuntutan dan tugas kita sebagai seoarang mahasiswa harus kita lakasanakn dengan
baik. Tidak hanya meningkatkan kemampuan akademik saja tetapi, seorang
mahasiswa juga harus mengembangkan potensi dirinya dengan mengikuti organisasi.
Beroraganisasi melatih kita menjadi pribadi yang lebih baik serta menumbuhkan
jiwa kepemimpinan kita. Sayangnya, kita sulit membagi waktu antara kuliah dan
berorganisasi.
Terkadang itu semua membuat kita lelah bahkan ingin
berhenti dan menyerah. Ingatlah bahwa tujuan kita kuliah bukan untuk mengeluh. Ingatlah
bagaimana kita sudah berjuang samapai titik ini? Lihatlah wajah penuh harap
keluarga kita, terutama bapak dan ibu kita! Dengarlah jeritan serta tangisan
orang-orang yang masih gagal di luar sana! Bersyukurlah kita diberikan
kesempatan merasakan ini semua. Yakinlah suatu hari nanti ada hasil yang kita
peroleh dari perjuangan kita. Hari dimana air mata bukan lagi tanda kesedihan,
tetapi sebagai tanda kebahagiaan. Tetaplah semangat dan jadilah mahasiswa yang
tangguh agar tak mudah runtuh.
Langganan:
Postingan (Atom)